Mengapa Kita Perlu Jasa Arsitek
Membangun suatu bangunan, baik itu bangunan skala kecil
seperti pos satpam, bukanlah suatu hal yang sederhana. Ada banyak hal
yang perlu dipikirkan. Pertama, berapakah luasnya? Pertanyaan ini
menimbulkan pertanyaan balik? Ada berapa satpam yang akan berjaga di pos
tersebut? Satu atau dua atau tiga? Berapa lama dia akan “berjaga” di
situ? Apakah dia akan duduk di sana selama beberapa jam atau dia akan
berdiri dan mondar-mandir untuk berpatroli? Akankah ada fasilitas yang
akan ditaruh di sana seperti misalnya meja untuk mencatat sesuatu;
sebuah atau dua buah kursi; televisi, lemari kecil untuk peralatan
keamanan, dll.
Lalu, setelah diketahui kapasitas yang diinginkan, tentu pertanyaannya adalah, “berapa besar luas ruangan ideal untuk satu orang satpam?” Sesungguhnya, ada satu bidang ilmu sendiri yang mempelajari luas dan ukuran ruang ideal untuk orang bekerja yang disebut ergonomi. Ilmu ini membahas bahkan sampai hal mendetail seperti berapa jarak ideal pandangan manusia ketika duduk terhadap layar komputer yang dipakainya bekerja. Jarak-jarak “ideal” ini dianggap sebagai jarak terbaik yang dapat menjamin kenyamanan manusia tersebut. Hal-hal seperti ini tentunya tidak dipelajari oleh semua orang. Inilah yang dipelajari oleh arsitek dan desainer interior sepanjang masa kuliahnya.
Kembali lagi ke pos satpam, pembahasan kita baru pada pembahasan “berapa luasnya?”, belum berapa tingginya, bagaimana pondasinya, bagaimana orientasi bangunannya (mau menghadap ke arah mana pos satpamnya), apa materialnya (material pondasi, lantai, dinding, atap, jendela, pintu, dll), dan beberapa aspek lainnya yang perlu dipikirkan secara matang. Hal sesederhana membangun sebuah pos satpam, bila dijabarkan satu per satu, ternyata tidak sesederhana yang kita pikirkan. Itu baru pos satpam, belum rumah, atau bahkan gedung bertingkat 50 lantai. Bayangkan betapa banyaknya hal yang perlu dipikirkan. Itulah sebabnya, menjadi arsitek bukan hal yang mudah. Kuliahnya panjang dan setelah lulus pun belum bisa langsung berpraktik. Mereka harus magang atau belajar dulu dari arsitek-arsitek senior sebelum akhirnya bisa berpraktik sendiri.
Keahlian inilah yang kita perlukan dari arsitek. Karena keahlian ini didapatkan dengan tidak mudah (perlu perjuangan panjang, melalui berjam-jam begadang dan terjun ke lapangan), tidak heran bahwa semakin senior seorang arsitek, biaya jasa mereka pun semakin mahal. Akan tetapi, mahalnya biaya jasa itu tentu sepadan dengan hasil yang pada akhirnya diwujudnyatakan. Karya-karya arsitek ternama biasanya menghasilkan sebuah bangunan yang berkualitas tinggi, mempunyai “value” yang unik yang tidak terpikirkan oleh banyak orang lain.
Bagi sebagian besar orang, membangun rumah adalah investasi terbesar yang pernah mereka lakukan. Mereka akan tidur, makan, mandi, membesarkan anak-anak, bekerja, dan melakukan segala aktivitas sehari-hari lainnya selama beberapa tahun, bahkan mungkin seumur hidup. Oleh karenanya, tentu orang ingin agar rumah tersebut dirancang dengan sangat baik sesuai dengan budget yang mereka miliki.
Meskipun setiap orang dapat membayangkan rumah seperti apa yang mereka inginkan, tidak setiap orang memiliki kemampuan teknis untuk mewujudnyatakan rumah impian mereka tersebut. Untuk itulah ada profesi yang bernama arsitek. Calon-calon arsitek dididik sejak awal mereka masuk kuliah arsitektur untuk merancang rumah hunian (dan bangunan lainnya) yang nyaman bagi penghuninya. Oleh karena itu, sangatlah bijaksana bila pemilik rumah menggunakan jasa seorang arsitek untuk mewujudnyatakan rumah impian mereka dengan baik (dalam hal kualitas, estetika, dan keamanan struktural).
Lalu, setelah diketahui kapasitas yang diinginkan, tentu pertanyaannya adalah, “berapa besar luas ruangan ideal untuk satu orang satpam?” Sesungguhnya, ada satu bidang ilmu sendiri yang mempelajari luas dan ukuran ruang ideal untuk orang bekerja yang disebut ergonomi. Ilmu ini membahas bahkan sampai hal mendetail seperti berapa jarak ideal pandangan manusia ketika duduk terhadap layar komputer yang dipakainya bekerja. Jarak-jarak “ideal” ini dianggap sebagai jarak terbaik yang dapat menjamin kenyamanan manusia tersebut. Hal-hal seperti ini tentunya tidak dipelajari oleh semua orang. Inilah yang dipelajari oleh arsitek dan desainer interior sepanjang masa kuliahnya.
Kembali lagi ke pos satpam, pembahasan kita baru pada pembahasan “berapa luasnya?”, belum berapa tingginya, bagaimana pondasinya, bagaimana orientasi bangunannya (mau menghadap ke arah mana pos satpamnya), apa materialnya (material pondasi, lantai, dinding, atap, jendela, pintu, dll), dan beberapa aspek lainnya yang perlu dipikirkan secara matang. Hal sesederhana membangun sebuah pos satpam, bila dijabarkan satu per satu, ternyata tidak sesederhana yang kita pikirkan. Itu baru pos satpam, belum rumah, atau bahkan gedung bertingkat 50 lantai. Bayangkan betapa banyaknya hal yang perlu dipikirkan. Itulah sebabnya, menjadi arsitek bukan hal yang mudah. Kuliahnya panjang dan setelah lulus pun belum bisa langsung berpraktik. Mereka harus magang atau belajar dulu dari arsitek-arsitek senior sebelum akhirnya bisa berpraktik sendiri.
Keahlian inilah yang kita perlukan dari arsitek. Karena keahlian ini didapatkan dengan tidak mudah (perlu perjuangan panjang, melalui berjam-jam begadang dan terjun ke lapangan), tidak heran bahwa semakin senior seorang arsitek, biaya jasa mereka pun semakin mahal. Akan tetapi, mahalnya biaya jasa itu tentu sepadan dengan hasil yang pada akhirnya diwujudnyatakan. Karya-karya arsitek ternama biasanya menghasilkan sebuah bangunan yang berkualitas tinggi, mempunyai “value” yang unik yang tidak terpikirkan oleh banyak orang lain.
Bagi sebagian besar orang, membangun rumah adalah investasi terbesar yang pernah mereka lakukan. Mereka akan tidur, makan, mandi, membesarkan anak-anak, bekerja, dan melakukan segala aktivitas sehari-hari lainnya selama beberapa tahun, bahkan mungkin seumur hidup. Oleh karenanya, tentu orang ingin agar rumah tersebut dirancang dengan sangat baik sesuai dengan budget yang mereka miliki.
Meskipun setiap orang dapat membayangkan rumah seperti apa yang mereka inginkan, tidak setiap orang memiliki kemampuan teknis untuk mewujudnyatakan rumah impian mereka tersebut. Untuk itulah ada profesi yang bernama arsitek. Calon-calon arsitek dididik sejak awal mereka masuk kuliah arsitektur untuk merancang rumah hunian (dan bangunan lainnya) yang nyaman bagi penghuninya. Oleh karena itu, sangatlah bijaksana bila pemilik rumah menggunakan jasa seorang arsitek untuk mewujudnyatakan rumah impian mereka dengan baik (dalam hal kualitas, estetika, dan keamanan struktural).
GOOD
ReplyDelete